Senin, 13 Februari 2012

Makalah Masaalah pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
A.   Latar Belakang
Innalillahi wainna lillahi rojiuun,Kata ini sudah sangat pantas untuk pendidikan di Indonesia,ini di buktikan dengan semakin tertinggal kualitas pendidikan di Indonesia dibandingkan dengan Negara-negara lain khususnya di asia “ saja “. Data dari UNESCO ( 2000 ) tentang peringkat indeks pengembangan manusia yaitu menempatkan Indonesia pada urutan yang paling buncit di ASIA.
Banyaknya kebijakan – kebijakan dari elit pemerintahan yang sangat melukai rasa keadilan yang menyebabkan teririsnya hati kaum – kaum cilik. Betapa tidak, hanya mereka yang punya isi di kantongnya yang mempunyai kesemptan mengenyam pendidikan hingga tuntas di berbagai jenjang pendidkan. Sedangkan, kaum – kaum cilik sudah harus bersusah payah untuk menempuh pendidikan di berbagai jenjang.Tidak menutup kemungkinan mereka lebih cerdas di banding mereka yang hanya menggunakan uangnya untuk membeli pendidkan
Bukankah UUD 1945 mengamanatkan kepada kita semua terkhusus mereka yang duduk di pemerinthankan untuk bisa mencerdaskan kehidupan bangsa ? tapi kenyataannya sangat melukai rasa keadilan dan berbanding terbalik dengan cita – cita bangsa
A.   Rumusan Masaalah
Masaalah yang terjadi dalam ruang lingkup pendidikan di Indonesia
Ø  Kebijakan pemerintah
Ø  Tenaga pengajar
Ø  Peserta didik
B.   Tujuan  Penulisan
                        Mendiskripsikan masaalah-masaalah pendidikan di Indonesian dari kebijakan pemerintah, tenaga pengajar dan peserta didik
C.   Manfaat Penulisan
Tulisan yang berbentuk makaalah ini mudah-mudahan mampu membantu untuk memberikan  solusi dari masaalah – masaalah pendidikan terkhusus di Indonesiam,









BAB II
PEMBAHASAN
Kurang optimalnya pelaksanaan sistem pendidikan (yg sebenarnya sudah cukup baik) di lapangan yg disebabkan sulitnya menyediakan guru2 berbobot untuk mengajar di daerah-daerah.Sebenarnya kurikulum Indonesia tidaklah kalah dari kurikulum di negara maju, tetapi pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal. Implementasi pendidikan yg kurang benar.
Kurang sadarnya masyarakat mengenai betapa pentingnya pendidik dalam membentuk generasi mendatang sehingga profesi ini tidak begitu dihargai dan dipandang sebelh mata.Kultur belajar bukanlah masalah utama tetapi kultur masyarakat secara keseluruhan karena tidak disadarinya pendidikan adalah investasi bangsa.
Terlalu seringnya sistem pendidikan digonta-ganti tergantung kondisi politik, padahal itu bukanlah masalah utama, yg menjadi maslah utama adalah pelaksanaan di lapangan, kurang optimal.Kurangnya pemerataan di daerah.
Terbatasnya fasilitas untuk pembelajaran baik bagi pengajar dan yang belajar. Hal ini terkait terbatasnya dana pendidikan yang disediakan pemerintah. dari semua point yang diungkapkan Nelson Tansu itu sudah disadari oleh semua pihak mulai pakar pendidikan, pemerintah, dan orang tua siswa/mahasiswa. Tapi mengapa mereka terutama pemerintah     terkesan enggan untuk menginvestasikan APBN-nya untuk pendidikan. Apa mungkin tidak percaya terhadap pengelolah pendidikan, yang memang hobi memanipulasi itu ? Atau pura-pura tidak tahu karena garapan pendidikan hasilnya tidak bisa segera dilihat selama masa kekuasaannya ? Atau karena memang sudah diketahui bahwa dana besar kalau guru tidak berbobot hasilnya tetap nol ? Tapi kalo iya mengapa rekrutmen pendidik yang saat ini saya rasa lebih buruk tetap dilanjutkan gara - gara desakan arus bawah. Saat ini guru banyak direkrut dari lulusan S-1 non pendidikan yg kemudian membeli “akta IV” di “kampus kali lima” dengan hanya membayar kisaran 2 juta saja.
Banyak sekali kegiatan yang dilakukan depdiknas untuk meningkatkan bobot guru, tetapi tindak lanjut yang nol besar dari kegiatan semacam penataran, sosialisasi, atau apalah namanya. Jadi terkesan (atau memang benar ) yang penting kegiatan itu terlaksana selanjutnya terserah mau kinerja lebih baik atau tidak mereka tidak perduli.
Jika kondisi semacam itu tidak diubah untuk dibenahi kecil harapan pendidikan bisa lebih maju/baik. Pendidikan jika dipolitisir maka sampai kapanpun pendidikan Indonesia sulit untuk maju. Memang ada beberapa sekolah sudah terpandang, namun dibandingkan populasi sekolah yang ada sangat tidak singnifikan.
Selama ini kesan kuat bahwa pendidikan yang berkualitas mesti bermodal/berbiaya besar. Tapi oleh pemerintah itu tidak ditanggapi, kita lihat saja anggaran pendidikan dalam APBN itu. Padahal semua tahu bahwa pendidikan akan membaik jika gurunya berbobot dan cukup dana untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
Masalah-masalah pendidikan di Indonesia

ü Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan
ü Sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung
ü Keprofesionalan guru yang rendah
ü Kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)
ü Pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis
ü Belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia
ü Belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia

1.  Adapun masalah – masalah yang sangat berkaitan dengan tenaga pendidik,sbb :
ü Mulai dari membenahi Perguruan tinggi yang menghasilkan Sarjana Kependidikan baik itu dari FKIP/STKIP ataupun Program Akta-IV, haruslah memiliki standar yang jelas dan tidak gampangan. Coba bisa bandingkan saja pada USM perguruan TInggi, standar nilai untuk masuk FKIP dengan jurusan lain (terutama Kedokteran, Teknik dll)
ü  Perekrutan tenaga guru untuk menjadi pengajar di daerah (PNS) yang sekarang2 ini menjadi primadona di berbagai daerah tidak lepas dari bau KKN, walaupun memang yg namanya perekrutan hampir semua tenaga PNS tidak pernah lepas dari KKN.
ü  Membludaknya peminat profesi tenaga pengajar sebagai PNS, sebenarnya bukan dilandasi keinginan mengabdi bagi KEMAJUAN PENDIDIKAN BANGSA, akan tetapi karena ketidakmampuan bersaing di bidang lain yang notabene mempunyai persaingan yang lebih ketat dan lebih fair jika ditinjau dari skill, pengalaman maupun kinerja yang dituntut.
ü  Dan tentu saja anggaran pendidikan yang harus lebih tingkatkan dari yang sudah ada, dan juga PERUNTUKANNYA JUGA HARUS SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN itu sendiri BUKAN KEBUTUHAN PRIBADI PARA PEJABATNYA. Bisa dilihat apakah anggaran yang dibuat benar-benar berpihak kepada kemajuan pendidikan atau hanya “membuat berat” pundi2 simpanan pribadi pejabat?? Disini dituntut transparansi anggaran yang memang sudah seharusnya supaya kita (sebagai rakyat) mengetahui kemana UANG MILIK BERSAMA ITU “DIHABISKAN”.




SOLUSI
Solusi yang di tawarkan adalah harus adanya kebijakan dari pemerintah yang pro sama rakyar secara menyeluruh bukan rakyat yang hidup dan tinggal di gedung-gedung mewah.serta peningkatan kualitas perekonomian yang akan mempengaruhi pendapatan setiap individu agar mampu memenuhi kebutuhan pribadinya secara bertanggungjawab bukan dengan melalukan cara yang tidak terpuji seperti korupsi untuk mereka para pejabat dan mencuri untuk mereka para kaum miskin.semua sisi harus diperbaiki dan memerlukan seorang pemimpin yang mempunyai jiwa leadership.
Masaalah Pendidikan di Indonesia
Ø  Negara belum mampu melaksanakan amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan
Ø  sarana dan prasarana pendidikan yang tidak mendukung 
Ø  keprofesionalan guru yang rendah
Ø  kesejahteraan guru yang rendah (terkait dengan keprofesionalan)
Ø  pendidikan dijadikan komoditas politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis
Ø  belum meratanya pendidikan yang layak bagi seluruh daerah diIndonesia
Ø  belum sesuainya pendidikan dengan karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
Masaalah Peserta didik, Sbb :
ü  Pelajar – pelajar sekarang (sebagian besar diantaranya) memiliki sikap tidak tahu malu didepan guru dan juga pergaulan yang terlalu bebas.
ü  Miskinnya moral dari sebagian individu yang mengakibatkan terjerumusnya mereka dengan sesuatu yang bisa mempermalukan dirinya,keluarga serta sekolahnya sendiri
ü  longgarnya perhatian orang tua, lemahnya kualitas kontrol wali kelas kepada anak – anaknya. Secara langsung akan mengurangi mutu dan kualitas pelajar itu sendiri.
Solusi yang bisa di tawarkan
ü Pendekatan Guru kepada Murid, dan juga pembaharuan metode pengajaran ( guru harus mengetahui karakteristik si Murid, dan memilih cara penyampaian pelajaran yang tepat untuknya.)
ü Guru harus bisa menjadi orang tua kedua di sekolah (Bukan dengan memberi uang jajan ke setiap murid) Guru harus berlaku layaknya orang tua. Sehingga dia bisa mengetahui perilaku siswa dan bisa menjuruskannya ke jalan yang benar



BAB III
PENUTUP
A.   Kesimpulan
Pendidikan Indonesia yang sangat membuat hati kaum cilik menangis tanpa mengeluarkan air mata,masih banyak yang perlu diperbaiki dan tugas kita semua untuk memperbaikinya.saya yakin dan optimis bahwa akan ada saatnya cita – cita bangsa yaitu mencerdaskan kehidupan masyarakatnya akan terwujud.semua elemen masyarakat akan berusaha untuk tercpainya tujuan pendidikan indonesia agar kita bisa sampai di puncak keniscayaan.
B.   Saran
Sudah bukan saatnya kita bicara tapi sudah saatnya kita bekerja karna sudah terlalu lama kita bicara tentang pendidikan dan sebagainya tapi tidak pernah memberikang sumbangsi nyata untuk perbaikan kedepannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar