BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Innalillahi
wainna lillahi rojiuun,Kata ini sudah sangat pantas untuk pendidikan di
Indonesia,ini di buktikan dengan semakin tertinggal kualitas pendidikan di
Indonesia dibandingkan dengan Negara-negara lain khususnya di asia “ saja “.
Data dari UNESCO ( 2000 ) tentang peringkat indeks pengembangan manusia yaitu
menempatkan Indonesia pada urutan yang paling buncit di ASIA.
Banyaknya
kebijakan – kebijakan dari elit pemerintahan yang sangat melukai rasa keadilan
yang menyebabkan teririsnya hati kaum – kaum cilik. Betapa tidak, hanya mereka
yang punya isi di kantongnya yang mempunyai kesemptan mengenyam pendidikan
hingga tuntas di berbagai jenjang pendidkan. Sedangkan, kaum – kaum cilik sudah
harus bersusah payah untuk menempuh pendidikan di berbagai jenjang.Tidak
menutup kemungkinan mereka lebih cerdas di banding mereka yang hanya
menggunakan uangnya untuk membeli pendidkan
Bukankah UUD
1945 mengamanatkan kepada kita semua terkhusus mereka yang duduk di
pemerinthankan untuk bisa mencerdaskan kehidupan bangsa ? tapi kenyataannya
sangat melukai rasa keadilan dan berbanding terbalik dengan cita – cita bangsa
A.
Rumusan Masaalah
Masaalah
yang terjadi dalam ruang lingkup pendidikan di Indonesia
Ø Kebijakan pemerintah
Ø Tenaga pengajar
Ø Peserta didik
B.
Tujuan Penulisan
Mendiskripsikan
masaalah-masaalah pendidikan di Indonesian dari kebijakan pemerintah, tenaga
pengajar dan peserta didik
C.
Manfaat Penulisan
Tulisan yang berbentuk makaalah ini mudah-mudahan mampu
membantu untuk memberikan solusi dari
masaalah – masaalah pendidikan terkhusus di Indonesiam,
BAB II
PEMBAHASAN
Kurang
optimalnya pelaksanaan sistem pendidikan (yg sebenarnya sudah cukup baik) di
lapangan yg disebabkan sulitnya menyediakan guru2 berbobot untuk mengajar di
daerah-daerah.Sebenarnya kurikulum Indonesia tidaklah kalah dari kurikulum di
negara maju, tetapi pelaksanaannya yang masih jauh dari optimal. Implementasi
pendidikan yg kurang benar.
Kurang
sadarnya masyarakat mengenai betapa pentingnya pendidik dalam membentuk
generasi mendatang sehingga profesi ini tidak begitu dihargai dan dipandang
sebelh mata.Kultur belajar bukanlah masalah utama tetapi kultur masyarakat
secara keseluruhan karena tidak disadarinya pendidikan adalah investasi bangsa.
Terlalu seringnya sistem pendidikan
digonta-ganti tergantung kondisi politik, padahal itu bukanlah masalah utama,
yg menjadi maslah utama adalah pelaksanaan di lapangan, kurang
optimal.Kurangnya pemerataan di daerah.
Terbatasnya fasilitas untuk
pembelajaran baik bagi pengajar dan yang belajar. Hal ini terkait terbatasnya
dana pendidikan yang disediakan pemerintah. dari semua point yang diungkapkan
Nelson Tansu itu sudah disadari oleh semua pihak mulai pakar pendidikan,
pemerintah, dan orang tua siswa/mahasiswa. Tapi mengapa mereka terutama
pemerintah terkesan enggan untuk
menginvestasikan APBN-nya untuk pendidikan. Apa mungkin tidak percaya terhadap
pengelolah pendidikan, yang memang hobi memanipulasi itu ? Atau pura-pura tidak
tahu karena garapan pendidikan hasilnya tidak bisa segera dilihat selama masa
kekuasaannya ? Atau karena memang sudah diketahui bahwa dana besar kalau guru
tidak berbobot hasilnya tetap nol ? Tapi kalo iya mengapa rekrutmen pendidik
yang saat ini saya rasa lebih buruk tetap dilanjutkan gara - gara desakan arus
bawah. Saat ini guru banyak direkrut dari lulusan S-1 non pendidikan yg
kemudian membeli “akta IV” di “kampus kali lima” dengan hanya membayar kisaran
2 juta saja.
Banyak
sekali kegiatan yang dilakukan depdiknas untuk meningkatkan bobot guru, tetapi
tindak lanjut yang nol besar dari kegiatan semacam penataran, sosialisasi, atau
apalah namanya. Jadi terkesan (atau memang benar ) yang penting kegiatan itu
terlaksana selanjutnya terserah mau kinerja lebih baik atau tidak mereka tidak
perduli.
Jika
kondisi semacam itu tidak diubah untuk dibenahi kecil harapan pendidikan bisa
lebih maju/baik. Pendidikan jika dipolitisir maka sampai kapanpun pendidikan
Indonesia sulit untuk maju. Memang ada beberapa sekolah sudah terpandang, namun
dibandingkan populasi sekolah yang ada sangat tidak singnifikan.
Selama
ini kesan kuat bahwa pendidikan yang berkualitas mesti bermodal/berbiaya besar.
Tapi oleh pemerintah itu tidak ditanggapi, kita lihat saja anggaran pendidikan
dalam APBN itu. Padahal semua tahu bahwa pendidikan akan membaik jika gurunya
berbobot dan cukup dana untuk memfasilitasi kegiatan pembelajaran.
Masalah-masalah pendidikan di
Indonesia
ü Negara belum mampu melaksanakan
amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan
ü Sarana dan prasarana pendidikan yang
tidak mendukung
ü Keprofesionalan guru yang rendah
ü Kesejahteraan guru yang rendah (terkait
dengan keprofesionalan)
ü Pendidikan dijadikan komoditas
politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis
ü Belum meratanya pendidikan yang
layak bagi seluruh daerah diIndonesia
ü Belum sesuainya pendidikan dengan
karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
1. Adapun masalah – masalah yang sangat
berkaitan dengan tenaga pendidik,sbb :
ü Mulai dari membenahi Perguruan
tinggi yang menghasilkan Sarjana Kependidikan baik itu dari FKIP/STKIP ataupun
Program Akta-IV, haruslah memiliki standar yang jelas dan tidak gampangan. Coba
bisa bandingkan saja pada USM perguruan TInggi, standar nilai untuk masuk FKIP
dengan jurusan lain (terutama Kedokteran, Teknik dll)
ü Perekrutan tenaga guru untuk menjadi
pengajar di daerah (PNS) yang sekarang2 ini menjadi primadona di berbagai
daerah tidak lepas dari bau KKN, walaupun memang yg namanya perekrutan hampir
semua tenaga PNS tidak pernah lepas dari KKN.
ü Membludaknya peminat profesi tenaga
pengajar sebagai PNS, sebenarnya bukan dilandasi keinginan mengabdi bagi
KEMAJUAN PENDIDIKAN BANGSA, akan tetapi karena ketidakmampuan bersaing di
bidang lain yang notabene mempunyai persaingan yang lebih ketat dan lebih fair
jika ditinjau dari skill, pengalaman maupun kinerja yang dituntut.
ü Dan tentu saja anggaran pendidikan
yang harus lebih tingkatkan dari yang sudah ada, dan juga PERUNTUKANNYA JUGA
HARUS SESUAI DENGAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN itu sendiri BUKAN KEBUTUHAN PRIBADI
PARA PEJABATNYA. Bisa dilihat apakah anggaran yang dibuat benar-benar berpihak
kepada kemajuan pendidikan atau hanya “membuat berat” pundi2 simpanan pribadi
pejabat?? Disini dituntut transparansi anggaran yang memang sudah seharusnya
supaya kita (sebagai rakyat) mengetahui kemana UANG MILIK BERSAMA ITU
“DIHABISKAN”.
SOLUSI
Solusi yang di tawarkan adalah harus
adanya kebijakan dari pemerintah yang pro sama rakyar secara menyeluruh bukan
rakyat yang hidup dan tinggal di gedung-gedung mewah.serta peningkatan kualitas
perekonomian yang akan mempengaruhi pendapatan setiap individu agar mampu
memenuhi kebutuhan pribadinya secara bertanggungjawab bukan dengan melalukan
cara yang tidak terpuji seperti korupsi untuk mereka para pejabat dan mencuri
untuk mereka para kaum miskin.semua sisi harus diperbaiki dan memerlukan
seorang pemimpin yang mempunyai jiwa leadership.
Masaalah Pendidikan di Indonesia
Ø Negara belum mampu melaksanakan
amanat UUD yaitu 20% APBN untuk pendidikan
Ø sarana dan prasarana pendidikan yang
tidak mendukung
Ø keprofesionalan guru yang rendah
Ø kesejahteraan guru yang rendah (terkait
dengan keprofesionalan)
Ø pendidikan dijadikan komoditas
politik dalam pilkada-pilkada ,dengan kampanye pendidikan gratis
Ø belum meratanya pendidikan yang
layak bagi seluruh daerah diIndonesia
Ø belum sesuainya pendidikan dengan
karakter daearah-daerah dan karakter Indonesia
Masaalah
Peserta didik, Sbb :
ü Pelajar – pelajar sekarang (sebagian
besar diantaranya) memiliki sikap tidak tahu malu didepan guru dan juga
pergaulan yang terlalu bebas.
ü Miskinnya
moral dari sebagian individu yang mengakibatkan terjerumusnya mereka dengan
sesuatu yang bisa mempermalukan dirinya,keluarga serta sekolahnya sendiri
ü longgarnya perhatian orang tua,
lemahnya kualitas kontrol wali kelas kepada anak – anaknya. Secara langsung
akan mengurangi mutu dan kualitas pelajar itu sendiri.
Solusi
yang bisa di tawarkan
ü Pendekatan Guru kepada Murid, dan
juga pembaharuan metode pengajaran ( guru harus mengetahui karakteristik si
Murid, dan memilih cara penyampaian pelajaran yang tepat untuknya.)
ü Guru harus bisa menjadi orang tua
kedua di sekolah (Bukan dengan memberi uang jajan ke setiap murid) Guru harus
berlaku layaknya orang tua. Sehingga dia bisa mengetahui perilaku siswa dan
bisa menjuruskannya ke jalan yang benar
BAB
III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pendidikan
Indonesia yang sangat membuat hati kaum cilik menangis tanpa mengeluarkan air
mata,masih banyak yang perlu diperbaiki dan tugas kita semua untuk
memperbaikinya.saya yakin dan optimis bahwa akan ada saatnya cita – cita bangsa
yaitu mencerdaskan kehidupan masyarakatnya akan terwujud.semua elemen masyarakat
akan berusaha untuk tercpainya tujuan pendidikan indonesia agar kita bisa
sampai di puncak keniscayaan.
B. Saran
Sudah bukan saatnya
kita bicara tapi sudah saatnya kita bekerja karna sudah terlalu lama kita
bicara tentang pendidikan dan sebagainya tapi tidak pernah memberikang
sumbangsi nyata untuk perbaikan kedepannya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar